Sunday 31 March 2013

Sekarang Sablon Kaos, Bisa Satuan

Kaos anda sama dengan kaos yang dipakai orang lain? Udah gak jaman gan…, bikin kaosmu sendiri dengan desain khusus untuk kamu dan eksklusif. Atau kaos untuk komunitas/genk kamu? Bikin kaos untuk hadiah ulang tahun, kaos seragam sekolah, kaos untuk rekreasi/wisata, kaos arisan keluarga, kaos panitia pernikahan, kaos outbound dan lainnya. Sekarang, SABLON KAOS SATUAN TANPA MINIMAL ORDER. SABLON SATU SAJA BISA!. Kami siap melayani sablon kaos satuan, (kaos sablon satuan). Satu saja kami layani. Hebat ya... Mantap...!

Selama ini kita bila akan memesan sablon kaos kebanyakan adalah harus dalam jumlah yang banyak, alias tidak mau melayani pesanan dalam jumlah yang sedikit. Kaoskaos.com memiliki tantangan untuk melayani anda bukan hanya melayani pesanan sablon kaos dalam jumlah yang banyak saja, namun juga melayani pesanan sablon kaos dalam jumlah yang sedikit. Walaupun pesanan anda hanya 1 sablon kaos dengan design anda sendiri.
Salurkan daya kreatifitasmu dengan membuat kaos desain sendiri dan dengan harga yang kompetitif, kualitas kaos dan printing terbaik tanpa adanya minimum order dan beragam macam warna kaos.

xbanner kaoskaos.com








Ukuran Kaos Sablon



Sebelum membeli kaos atau memesan kaos sablon perlu tahu terlebih dahulu ukuran-ukuran standar dari kaos tersebut.  

Ukuran kaos sablon biasanya sudah dibuat  perwakilannya dengan kode S,M,ML,L dsb. Yang mana adalah ukuran rata-rata dari orang. Yang di ukur meliputi banyak bagian tubuh untuk mendapatkan spesifikasinya. Untuk pembeli atau pemesan cukup tahu ukuran lebar badan (Chest) dan panjang badan (Body length).

Berikut Tabel Ukuran Kaos sablon :
Small (S) = 38 x 58 cm
Medium (M) = 41 x 63 cm
Med Large (ML) = 44 x 68 cm
Large (L) = 50 x 69 cm
Xtra Large (XL) = 53 x 71 cm
Double XL (XXL) = 56 x 76 cm
Triple XL (XXXL) = 65 x 85 cm


Silahkan cek terlebih dahulu ukuran kaos anda termasuk yang mana.


sumber : http://kaoskaos.com/ukuran-kaos.html






- sablon kaos, kaos sablonlombok indonesia, lombokberita terkini  , ngawi, keluh cinta, kaos , kuliah karyawan, kuliah sambil kerja

Cara Merawat Kaos Sablon Kesayangan Anda

Tips Merawat Kaos Kesayangan Anda

tips merawat kaos cotton combed 20s

Membeli kaos harus tahu juga beberapa cara merawatnya, jangan asal. Karena dari beberapa jenis bahan kaos berbeda-beda. Berikut tips / cara merawat kaos sablon berbahan katun kesayangan anda.

 
Pisahkan saat dicuci
Pisahkan kaos anda dengan pakaian- pakaian lain, terutama jika warna kaos anda berwarna muda atau putih. Hal ini dilakukan untuk mencegah menempelnya warna dari pakaian lain pada kaos anda karena warna luntur, selain itu juga pisahkan antara pakaian yang sangat kotor dan tidak terlalu kotor, agar kotoran dari pakaian lain tidak menempel pada kaos anda juga.
Jangan Direndam terlalu lama
Merendam kaos dengan waktu yang lama dapat merusak beberapa bagian pada kaos, seperti sablonan, tekstur kain dan warna kain kaos tersebut. Untuk waktu perendaman cukup dilakukan 30 menit saja dan maksimal 1 jam. Selain dapat merusak kualitas kaos, merendam terlalu lama juga dapat berefek timbulnya aroma bau yang kurang enak.
Jangan disikat
Kaos berbahan cotton memiliki tekstur kain yang lembut. Hindari menyikat kaos tipe ini, karena dapat merusak tekstur kain. Hindari juga kucekan dan perasan yang kuat karena selain merusak pori-pori baju juga dapat mengonyak sablon, khususnya pada kaos selain warna putih dan abu.
Jemur terbalik
Sinar matahari berlebih dapat mengakibatkan warna kain kusam dan sablonan pudar warnanya, untuk mengantisipasi hal tersebut maka kita harus menjemur kaos kita dengan terbalik, agar bagian kain luar dan sablonanya tetap baik kondisinya. Terutama untuk kaos yang berbahan dasar Cotton dengan warna- warna cerah.
Jangan digantung
Sebaiknya jangan menjemur kaos dengan menggunakan hanger/ gantungan baju, karena dapat berakibat melarnya bagian leher kaos/ rib. Hal ini di akibatkan oleh tidak kuatnya bagian leher menahan berat dari air yang masih terkandung di bahan kaos ketika di jemur.
Hindari Pemutih
Hindari mencuci kaos bersablon dengan pemutih/ detergent yang mengandung pemutih. Hal ini dapat merusak warna kaos yang cepat pudar, sablonan yang terkelupas dan tekstur kain yang menjadi kasar.
Hindari mencuci dengan Mesin cuci
Sebaiknya cuci kaos Anda secara manual dengan tangan. Mencuci dengan mesin cuci dapat mengakibatkan kaos menjadi melar, sablon cepat rusak dan pori – pori kain kasar. Hal ini karena saat berputar kaos akan menerima beban tarik – ulur dan gesekan dengan kain lain disekitarnya.
Setrika
Agar kaos Anda awet, sebaiknya selalu setrika setelah dicuci dan dijemur. Pastikan menyetrika baju dalam keadaan kering. Dan untuk kaos berwarna selain putih, hindari menyetrika pada bagian sablon.
Menghilangkan noda
Apabila kaos kesayangan Anda terkena noda, segera cuci pada bagian yang bernoda saja. Gunakan sabun mandi batangan untuk mencuci pada bagian noda. Gosok dengan halus dan bilas dengan air bersih hingga noda menghilang.
Jangan dipakai tidur
Agar kaos Anda awet hindari menggunakannya untuk tidur. Karena kaos akan menjadi cepat kotor khususnya di bagian leher. Saat Anda tidur sadar atau tidak Anda berkeringat. Kombinasi keringat dan kotoran debu pada seprai akan membuat kaos Anda kotor.
Pakailah seperlunya
Apabila Anda sayang dengan kaos Anda yang keren, sebaiknya pakailah seperlunya alias di saat-saat penting saja. Karena dengan seringnya pemakaian akan membuat kaos cepat kusam dan kotor, sehingga proses pencucian akan sering dilakukan dan akan mengakibatkan kaos berubah kondisinya dari sebelumnya/ rusak.

Begitu sob... sehingga kaos kesayangan anda tetap awet...


sumber : http://kaoskaos.com/tips-merawat-kaos.html 







- sablon kaos, kaos sablonlombok indonesia, lombokberita terkini  , ngawi, keluh cinta, kaos , kuliah karyawan, kuliah sambil kerja


 

Tinta atau Cat Sablon Kaos

tinta sablon kaos 

Tinta diatas bahan kaos ada dua jenis :
1. Tinta yang berbasis air atau waterbase inks
2. Tinta yang berbasis minyak atau solvenbase. Tinta solvenbase sering disebut dengan istilah plastisol.

JENIS CAT WATERBASE:

CAT RUBBER:
Tinta ini digunakan khusus untuk sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk underbase, underbase sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan warna-warna diatasnya.

Tinta rubber dibagi menjadi dua jenis untuk dua fungsi kegunaan :
1. Jenis  tinta rubber white yang digunakan untuk underbase/dasar, bisa juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna pastel/muda.
2. Jenis rubber color yang digunakan untuk pencampuran warna-warna tua.
Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang, campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau ungu.

CAT TRANSPARAN:
Umumnya disebut dengan coating, karena dapat difungsikan sebagai pelapisan hasil sablon, sehingga hasil sablon lebih cemerlang atau mengkilap. Tinta ini memiliki bentuk seperti tinta extender yang transparan, tetapi memiliki kandungan yang lebih kuat atau lebih keras. Tinta ini baik sekali untuk teknik penyablonan separasi empat warna dengan terlebih dahulu memberikan rubber white pada permukaan bahannya.

CAT EXTENDER:
Tinta in bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.

CAT SUPER WHITE:
Tinta ini tidak hampir sama dengan tinta rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. Tinta ini sifatnya lebih mendekati tinta extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari tinta jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.

CAT PUFF/TIMBUL:
Tinta ini terdapat pada kedua jenis tinta baik underbase maupun plastisol. Tinta ini memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan tinta ini mengembang dengan efek timbul.

CAT SOLVENBASE/PLASTISOL:
Tinta ini berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab tinta ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti tinta waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, tinta ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, tinta plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. Tinta ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan tinta
plastisol selalu diberi peringatan “Do not iron on design”, sebab tinta iniakan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika.

JENIS CAT PLASTISOL:
CAT ALL PURPOSE:
Tinta ini berbentuk transparan, bersifat seperti extender pada tinta waterbase. Sebab tinta ini hanya baik digunakan pada kain berwarna putih atau terang.
CAT HIGH OPACITY:
Tinta ini mempunyai sifat seperti rubber dalam waterbase, hanya saja tinta ini mempunyai daya tutup yang lebih baik pada permukaan bahan jika dibandingkan dengan tinta rubber. Tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density.
CAT ATHLETIC PLASTISOL:
Tinta ini bersifat lentur atau elastis sehingga sangat cocok untuk penyablonan diatas kain polymesh, spandex atau kain dengan motif berlubang-lubang.
JENIS CAT DAN TEKNIK LAINNYA:
CORK BASE:
Berjenis plastisol, tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density yang akan menghasilkan efek seperti busa atau gabus. Tinta ini memiliki kelenturan dan fleksibelitas yang tinggi sehingga cukup baik untuk penyablonan diatas bahan yang memiliki kelenturan tinggi seperti bahan Spandek dan Rib. Tinta ini juga tidak diperbolehkan untuk di dry clean, bleach atau disetrika.
SHIMMER GOLD & BASE:
Tinta dari jenis plastisol ini diformulasikan untuk menghasilkan warna seperti metalik. Tinta ini berbentuk pasta dan siap pakai. Tinta ini sangat baik digunakan untuk heat transfer, baik itu cold peel maupun hot peel. Sangat baik digunakan pada kain knitting, cotton, polyster dan rayon. Tidak disarankan untuk pemakaian pada kain jenis nylon atau lycra.
YELLOW SPARKLE:
Bubuk yang diformulasikan untuk menimbulkan kesan berkelip-kelip, serta memiliki tampilan yang glosy. Untuk mencetak bubuk ini, sebelumnya harus mencetakkan tinta plastisol sebagai dasar sekaligus sebagai perekat bubuk ini.
HIGH DENSITY CLEAR:
Tinta yang bersifat transparan, tinta ini menghasilkan efek sablon yang mengkilap dan terkesan basah.
WILFLEX LUNA CLEAR:
Tinta plastisol transparan yang tidak terlihat dengan sinar lampu biasa, akan muncul jika terkena sinar ultraviolet.
FOIL TRANSFER:
Aluminium foil dalam bentuk lembaran seperti kertas. Selain warna silver dan gold, foil juga tersedia dalam macam warna dan motif. Untuk media tempelnya foil ini membutuhkan lem khusus.
FLOCK:
Teknik sablon yang menghasilkan efek cetakan seperti beludru. Terdapat dua jenis flock, bubuk dan lembaran. Untuk lembaran membutuhkan lem khusus sebagai media perekatnya.
SUGAR PRINTING:
Aplikasi sablon yang berbentuk bubuk transparan mirip gula pasir.
GLOW IN THE DARK:
Berbentuk serbuk yang menyerap dan memantulkan sinarnya kembali didalam ruangan gelap.
REFLECTIVE POWDER:
Serbuk yang dapat memantulkan sinar jika terkena cahaya lampu atau sinar matahari.
NATURAL SUADE:
Tinta plastisol yang menghasilkan efek kulit yang sangat lembut.
DISCHARGE AGENT:
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencabut warna dasar kain, sehingga warna bahan menjadi putih/grey. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bahan pewarna kainnya harus dipilih dengan yang dischargeable.
DISTRESSED atau VINTAGE:
Teknik inovasi grafik dengan membuat tekstur sehingga gambar terlihat pecah-pecah dan terlihat usang/kuno.
SHATTER BASE:
Jenis tinta untuk menciptakan kesan pecah (crack). Tinta ini diciptakan agar mudah pecah saat mengering dan untuk pengeringan membutuhkan flash curing.
ROCK BASE:
Teknik high density menggunakan tinta rock base untuk menghasilkan cetakan dengan permukaan kasar seperti batu.
SUBLIMATION TRANSFER:
Gambar yang dicetak diatas kertas transfer, yang kemudian ditransfer ke kaos menggunakan hotpress. Sublimation transfer umumnya terbagi dalam menjadi dua jenis, hot peel dan cold peel.
HOT PEEL:
Gambar yang diprint diatas kertas transfer.
COLD PEEL:
Kertas transfer yang berisi gambar jadi dengan berbagai jenis pilihan. Jenis cold peel ini jika diaplikasikan diatas kain kaos akan menghasilkan tekstur seperti tinta rubber, dan dapat diaplikasikan diatas dasar bahan terang maupun gelap. Sebab dalam pembuatannya cold peel menggunakan tinta plastisol.
RHINESTONES HEAT PRESS:
Aplikasi yang digunakan untuk dekorasi dalam garmen, mempunyai beragam nama sesuai dengan bahan yang digunakan, anatara lain nailheats, rhinestones dan swarovski crystals. Cara pengaplikasiaannya hanya dengan memanaskannya dengan mesin hot press pada suhu 160 derajat celcius selama 10 detik.
HIGH FREQUENCY WELDING:
Proses aplikasi menggunakan mesin high frequency, seperti aplikasi plastik PVC diatas kain.
EMBOSS PRINT:
Aplikasi yang menggunakan mesin press tekanan tinggi untuk menciptakan hasil emboss diatas bahan.


sumber : http://kaoskaos.com/jenis-cat-sablon-kaos.html





- sablon kaos, kaos sablonlombok indonesia, lombokberita terkini  , ngawi, keluh cinta, kaos , kuliah karyawan, kuliah sambil kerja

Monday 25 March 2013

Mengenal Bahan Kaos

Mengenal Bahan Kaos

bahan kaos cotton combed 20s


Berikut untuk mengenal bahan kaos. Yang biasa untuk sablon kaos .

JENIS BAHAN KAOS:
1. 100% COTTON COMBED
Serat benang lebih halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan lebih halus dan rata. Berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya, bahan cotton combed memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, 30s, 40s. Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, dan semakin mahal harganya. Untuk kaos distro umumnya memakai jenis 20 s dan 30s, sedangkan untuk jenis lainnya, biasanya dipakai juga untuk item dengan desain tertentu, seperti kaos khusus cewek atau pakaian dalam, menyesuaikan karakter bahannya.
2. 100% COTTON CARDED
Seperti halnya bahan cotton combed, bahan cotton carded memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, dll, berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya. Hanya saja serat benang yang digunakan dalam bahan cotton carded ini kurang halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang halus dan kurang rata. Umumnya bahan cotton carded ini digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah, karena harganya relatif lebih murah dibandingkan cotton combed, memiliki tekstur kurang halus namun tetap nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alam.
3. TC (TETERON COTTON)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 35% Cotton Combed dan 65% Polyester (Teteron). Dibandingkan bahan kaos katun (Cotton), bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali. Harganya pun relatif lebih murah.
4. CVC ( COTTON VISCOSE)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.
5. POLYESTER dan PE
Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi kemudian dibuat untuk bahan kaos berupa serat fiber poly. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas jika dipakai.
6. HYGET
Jenis bahan ini juga terbuat dari plastik, namun lebih tipis. Banyak digunakan untuk keperluan kampanye partai karena harganya yang sangat murah.



- sablon kaos, kaos sablonlombok indonesia, lombokberita terkini  , ngawi, keluh cinta, kaos

Thursday 21 March 2013

Sejarah Kaos Sablon

sejarah kaos
Sejarah kaos oblong
T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20. Asal muasal nama inggrisnya, T-shirt, tidak diketahui secara pasti. Teori yang paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf “T”, atau di karenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai “training shirt“.
Masyarakat umum belum mengenal penggunakan kaos atau T-Shirt dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, para tentara yang menggunakan T-Shirt polos tanpa desain ini pun hanya menggunakannya ketika udara panas atau aktivitas-aktivitas yang tidak menggunakan seragam. Ketika itu warna dan bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan

Awal kepopuleran kaos

T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.
Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.
Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.
Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.

Menjadi tren anak muda

Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.
Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk daleman, tetapi juga menjadi pakaian luaran. Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri. Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.
Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu macam hippies, komunitas punk, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium propaganda yang sempurna selain medium yang telah ada. Statement apapun dapat tercetak diatasnya, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster misalnya.
Dengan segala kesempurnaannya, T-shirt tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, T-shirt memiliki value yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain T-Shirt yang terus berkembang sampai sekarang selaras dengan perkembangan manusia dan teknologi yang memang terus berkembang. Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos seperti tie dye yang lekat dengan flowers generation, komunitas punk yang lekat dengan T-Shirt sobek, polos bahkan dengan desain typohraphy yang mencolok, dan siapa yang tidak kenal dengan kaos I Love New York yang fenomenal itu.
Dijadikan identitas pemakainya
Desain T-Shirt yang kemudian menjadi semacam aktualisasi pemakainya, bisa diramalkan akan tetap terus digemari. Elemen desain berupa typohraphy yang sangat menarik dan penuh maksud sangat berpeluang diminati masyarakat. Apalagi perkembangan dunia konsumen yang sangat memanjakan aktualisasi pribadi. Siapa pun Anda, konsumen, pemilik perusahaan, manajeman band, atau siapapun, bisa dengan mudah menunjukkan siapa diri Anda hanya dengan memakai T-Shirt dengan desain typohraphy atau perpaduan elemen desain lain.
Pemakaian kaos dalam berbagai kesempatan memberikan juga peluang bagi para desainer dalam berkarya. Fungsinya yang semakin melebar sangat bisa mendukung perkembangan desain itu sendiri. Kreatifitas menggunakan medium T-Shirt dalam berkarya desain membuka peluang pemaknaan karya desain serta perluasan pengetahuan tentang desain pada msyarakat. Berjamurnya clothing dan distro di kalangan bisnis modern adalah salah satu kemajuan yang positif dalam dunia desain. Berbagai karya desain yang diimplementasikan dalam medium T-Shirt memberi warna bagi kehidupan, tidak hanya bentukan huruf tapi foto, karya desain yang dulu tidak memungkunkan untuk menggunakan media T-Shirt, kini semuanya menjadi mungkin. Namun, perkembangan yang demikian masif harus tetap juga disikapi dengan baik, kemasifan sesuatu hal terkadang menjadikan desain hanya sebagai produk instan yang tidak memperhatikan faedah-faedah desain, karena itulah pengetahuan desainer akan prinsip-prinsip desain sangat diperlukan.
Kaos oblong di Indonesia
Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal.
Namun demikian, kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwana putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria. Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Dan tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong”.

kaos sablon
Produsen kaosberkualitas


- sablon kaos, kaos sablon http://kaoskaos.com
- lombok indonesia, lombok,
- berita terkini

Tuesday 19 March 2013

Masalah Dalam Sablon Kaos

Masalah yang umumnya ditemui dalam proses sablon kaos

Dalam sablon kaos, ada beberapa masalah yang umum atau sering ditemui. Keseringan masalah itu adalah ketidak sesuaian antara sample yang sudah di approve oleh customer dengan hasil produksi yang dihasilkan. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah :
  1. Perbedaan Warna Hasil Produksi Dengan Sample
    Salah warna adalah persoalan yang paling sering ditemui terhadap hasil pencetakan dengan sistem sablon. Salah warna yang dimaksud di sini adalah warna tidak sesuai (berbeda) dengan warna pesanan atau warna yang dikehendaki.
    Salah warna bisa disebabkan oleh kesalahan dalam memilih kode warna, merek tinta ataupun kesalahan dalam pencampuran warna ( untuk warna turunan ). Dalam beberapa kasus, kesalahan warna bisa juga diakibatkan oleh penggunaan tinta yang telah “kadaluarsa” atau telah disimpan dalam waktu lama yang berakibat terjadinya degradasi warna (misal untuk tinta pigmen).
    Biasanya kesalahan ini berupa warna yang telah disetujui oleh pemesan berdasarkan sample yang kita kirim berbeda dengan hasil cetakan yang kita produksi. Dalam hal ini pihak pemesan mungkin saja menolak produksi kita (reject).
    Mungkin untuk beberapa customer perbedaan warna yang tidak terlalu mencolok masih bisa ditolerir. Tetapi, untuk costomer yang sangat detail dalam melakukan quality control hal ini bisa menjadi alasan untuk me-reject hasil produksi kita.
    Untuk mencegah terjadinya hal ini, yang harus kita perhatikan adalah :
    • Gunakan tinta dengan kode warna dan merk yang sama dengan yang kita gunakan dalam pembuatan sample;
    • Jika menggunakan tinta hasil pencampuran beberapa warna dalam pembuatan sample, hitung dan catat setiap perbandingan, termasuk penggunaan bahan pengencer dengan teliti. Jangan terlalu percaya pada feeling dan penglihatan.
    • Kalau perlu buat semacam buku panduan untuk menghasilkan suatu warna turunan tertentu, berupa tabel komposisi warna dan warna akhir yang dihasilkan (color swatches) untuk tiap jenis tinta. Perbandingan komposisi warna yang sama bisa menghasilkan warna akhir yang berbeda jika diterapkan pada jenis tinta yang berbeda. Jenis dan warna dasar kain pun bisa mempengaruhi warna hasil cetakan.
    • Cara kita melakukan pencetakan juga bisa berpengaruh terhadap warna akhir hasil cetakan. Misalnya, dengan menggunakan tinta yang sama, hasil cetakan 3 x tarik dengan hasil cetakan 5 x tarikan dapat menghasilkan penampilan warna yang berbeda. Untuk beberapa kasus, cara kita mengeringkan cetakan juga bisa berpengaruh terhadap penampilan warna hasil cetakan. Karena itu, pada proses pembuatan sample, selalu perhatikan dan catat setiap detail langkah yang kita lakukan untuk menghasilkan suatu cetakan.
    • Usahakan untuk selalu menggunakan bahan yang sama dengan warna dasar yang sama dalam pembuatan sample dengan bahan dan warna dasar yang akan digunakan pada proses produksi. Ini juga seringkali berpengaruh terhadap tampilan akhir warna.
  2. Salah urutan/penempatan warna
    Biasanya terjadi jika kita tidak memberikan panduan (catatan) terhadap urutan cetak terhadap cetakan yang menggunakan banyak warna. Ini bisa berupa kasus seperti nomor 1 ataupun misal munculnya warna yang tidak dikehendaki pada hasil cetakan.
    Contoh: adanya warna ke tiga pada cetakan suatu hurup dengan outline pada bagian luarnya. Jika urutan pencetakan warnanya tertukar (warna lebih “kuat” dicetak lebih dulu, sedangkan warna lebih “lemah” yang menumpang diatasnya dicetak belakangan) bisa menghasilkan warna ke tiga berupa bayangan outline, karena warna di bawahnya “naik”.
    Sekali lagi, selalu catat setiap detail dalam pembuatan sample termasuk urutan langkah cetak, dan pastikan langkah tersebut dilaksanakan dalam proses produksi.
  3. Luntur / warna berubah
    Yang dimaksud luntur di sini adalah hasil cetakan hilang (sebagian atau seluruhnya), warna yang berubah setelah beberapa waktu atau setelah dilakukan washing (pencucian). Hal ini bisa diakibatkan oleh :
    • kualitas tinta yang kita gunakan jelek.
      Kesalahan komposisi antara bahan dasar, pewarna dan pelarut yang digunakan.
    • Kesalahan dalam proses pengeringan yang tidak tepat (suhu dan lamanya waktu pengeringan)
    • Ketidaksesuaian jenis bahan dengan tinta yang digunakan.
  4. Rontok
    Mungkin ini istilah lain dari luntur, tetapi lebih khusus pada cetakan tebal atau cetakan timbul. Pada kasus ini, hasil cetakan bisa jadi “copot” dari kain, retak-retak kemudian bisa rontok. Penyebabnya sama seperti untuk kasus luntur.
  5. Salah Posisi
    Penempatan cetakan yang tidak sesuai dengan yang semestinya. Bisa jadi salah tempat (misalnya harusnya di dada kiri ditempatkan di dada kanan, dst) atau cetakan yang terbalik (atas-bawah; kiri – kanan). Ini terjadi karena :
    • Salah pembuatan/pengaturan penempatan screen.
    • Salah dalam pembuatan film
    • Kesalahan dalam penempatan gambar pada patron/marka.
  6. Mis Register
    Ini juga merupakan yang paling sering terjadi dalam proses sablon kaos. Jika cetakan terdiri atas lebih dari satu warna, seringkali terjadi hasil cetakan yang “berbayang”, “bolong (ada area kosong yang seharusnya tidak ada)”. Ini bisa terjadi karena :
    • Kesalahan dalam pembuatan screen, terutama penempatan posisi film yang tidak “pas”.
    • Pengaturan penempatan posisi screen pada meja yang kurang tepat;
    • Terjadinya pergeseran posisi screen pada saat pencetakan (screen “goyang”).
    • Knok (pembatas posisi dan pergerakan screen) yang goyah, sempal, atau mengalami pergeseran selama proses pencetakan.
    • Cara mencetak, terutama penarikan rakel di atas screen dan pengangkatan screen dari atas cetakan, yang kurang baik.
  7. Screen mampet
    Screen yang mampet merupakan salah satu masalah yang juga sering dijumpai. Ketika screen mampet, baik pada keseluruhan gambar atau pada sebagian gambar, tentu akan mengganggu kelancaran produksi disamping juga bisa berpengaruh terhadap kualitas hasil cetakan.
    Jika mampetnya screen tidak terjadi terlalu sering atau dalam jarak waktu yang agak lama, ini merupakan hal yang wajar. Tapi jika mampetnya screen terlalu cepat terjadi dan sangat mengganggu produksi, tentu ini menjadi masalah.
    Screen menjadi sangat mudah mampet (atau mungkin mampet sejak awal) bisa disebabkan :
    • Ketidak sesuaian ukuran mesh screen dengan jenis tinta yang digunakan. Misal, jika menggunakan tinta rubber dan mesh yang digunakan adalah diatas 120, bisa mengakibatkan screen sering mampet atau malah mampet sejak awal.
    • Tinta yang digunakan terlalu cepat kering. Ini bisa disebabkan kualitas tinta ataupun penggunaan pengencer yang terlalu cepat kering.
    • Kesalahan film bisa juga mengakibatkan screen jadi sering mampet. Misalnya film garis yang terlalu tipis atau, kalau itu film raster, rasternya terlalu halus untuk ukuran mesh screen dan jenis tinta yang digunakan.
Itulah beberapa masalah yang sering ditemui dalam proses pencetakan dengan sistem sablon kaos . Mungkin ada beberapa lagi masalah yang dapat terjadi, namun saya rasa hal-hal itulah yang paling umum ditemui.

Meja Sablon Kaos

Untuk usaha sablon kaos, perlu diketahui beberapa macam meja sablon kaos. Meja sablon kaos sangatlah banyak bentuk dan macamnya dan hal ini kadang sangat membingungkan bagi pemain baru yang ingin masuk ke dunia usaha sablon kaos. Sablon kaos sebagai contohnya, ada yang menggunakan jenis catok, frame, panjang dll. Sangat banyak pilihan dan sangat banyak kelebihan dan kekurangan masing-masing alat sablon kaos.

Meja sablon kaos mempunyai prinsip yang sama disetiap jenis. Pertama, yaitu bisa memposisikan obyek sablon stabil pada tempatnya untuk 1 sampai dengan banyak jumlah media yang akan disablon. Kedua bisa menjaga kestabilan posisi screen sesuai dengan setingan yang diinginkan. Asal kedua persyaratan utama itu bisa terpenuhi maka sebetulnya meja sablon kaos itu sudah layak digunakan untuk bekerja.

Didalam sebuah meja sablon kaos ada 2 bagian penting yang biasanya harus dibuat sebaik mungkin karena menjadi inti dari kestabilan meja sablon yang anda buat. Kedua bagian utama ini adalah stoper dan papan kaos. Berikut beberapa contoh meja sablon kaos yang banyak digunakan oleh para pelaku usaha sablon :http://kaoskaos.com 
















 


gambar dari berbagai sumber..

link :
sablon kaos, kaos sablon, lombok indonesia, lombok, gili nanggu, berita hari ini, kaos sablon


Teknik Sablon Kaos

Selain mengenal bahan kaos sablon yang baik, perlu kita mengetahui proses cetak sablon kaos. Kualitas bahan sangat menentukan kualitas akhir dari hasil produksi. Semisal, bahan katun combed memiliki gramasi yang beragam, mulai dari 20S, 24S dan 30S. Semakin besar gramasinya makan kain semakin ringan dan tipis. S menunjukkan bahwa kaos berupa single knit, atau satu sisi saja permukaan yang halus.

Untuk teknik sablon kaos, ada dua cara :

Pertama sablon kaos manual, dimana proses dilakukan dengan proses cetak manual menggunakan screen dan rakel. Sedang sablon kaos digital banyak dibantu dengan kertas transfer maupun DTG.

Mengenai kualitas orang banyak menyukai sablon manual, karena lebih handal dan tidak mudah luntur. Namun kelemahanya untuk sablon raster atau gradasi. Untuk sablon manual biasanya maksimal 4 warna saja, karena memang setiap warna dilakukan pecah warna.

Proses sablon manual kurang lebih sebagai berikut :

1. Persiapan Desain
Menyiapkan desain yang dibuat kedalam screen/layar. Gambar yang akan dicetak dipisah sesuai dengan warnya. Proses pecah warna dilakukan dengan aplikasi grafis, bisa pakai Corel atau Illustrator untuk vektor dan Photoshop untuk sablon jenis bitmap. Setelah itu gambar dicetak sebagai salinan proses pembuatan film/afdrukan.

2. Pembuatan Film
Sebelum afdruk dilakukan, secreen mesti dibersihkan dan dikeringkan. Tahap berikutnya adalah pemberian obat pembuatan film dan pencucian obat screen. Peralatan afdruk yang dibutuhkan antara lain : screen, cairan afdruk, kipas angin dan alat perata. Prosesnya screen dilumuri cairan afdruk lalu dikeringkan. Semua harus dilakukan dalam ruang tertutup yang tidak terkena sinar matahari

Setelah cairan afdruk kering, dilanjutkan dengan pembuatan film pada screen. Alat yang dibutuhkan kaca, gambar desain, screen, busa, kain hitam, busa screen dan papan. Semua alat akan digunakan untuk membuat cetakan diatas screen.

Setelah proses pembuatan screen selesai berikutnya dicuci dan dibersihkan berkas afdruk dengan menprotkan air ke screen.

3. Penyablonan
Penyablonan adalah proses melapisi media cetak dengan cat melalui bantuan screen sebagai saringan cetaknya. gambaran prosesnya, bahan kaos ditaruh dibawah screen dan kemudian tinta diatas screen kita serut dengan rakel. Begitu seterusnya hingga jumlah warna semua terselesaian.




link : lombok indonesia, bali lombok
kaos sablon