Friday 8 February 2013

Sablon Kaos Separasi


Separasi adalah membuat suatu gambar utuh (full color) menjadi terpisah-pisah sesuai dengan warna-warna penyusunnya, karena prinsip kerja alat pencetak gambar adalah mencetak berdasarkan warna per warna.

Nah, disinilah pentingnya film separasi, bagaimana kita memisahkan dan mengelompokkan warna-warna penyusun gambar dengan tepat sehingga hasil pencetakannya dapat sama atau minimal mendekati sama dengan gambar aslinya.

Proses cetak separasi umumnya menggunakan warna-warna proses (prosess color), yaitu cyan (C), magenta (M), yellow (Y), dan Black (K) sehingga biasa disebut dengan warna CMYK. Dari perpaduan (kombinasi, percampuran) keempat warna tersebutlah sebenarnya dapat dihasilkan berbagai wacam warna yang menyusun suatu image. Misalnya untuk menghasilkan warna merah dilakukan dengan memadukan warna yellow dan magenta.

Perbandingan persentase antara yellow dan magenta atau dengan tambahan warna lain akan menentukan warna merah seperti apa yang dihasilkan. Misal 100% magenta dipadukan dengan 100% yellow (perbandingan 1:1) akan menghasilkan warna red (merah). Sedangkan perpaduan 60% magenta dan 100% yellow (perbandingan 3:5) akan menghasilkan warna orange. Atau perpaduan antara 20% magenta, 20% yellow dan 60% black (perbandingan 1:1:3) akan menghasilkan warna dark brown. dst. Warna-warna lain yang tidak bisa dihasilkan dari perpaduan warna CMYK (misalnya biru/merah/kuning/cokelat/emas/dsb tertentu) akan dicetak menggunakan warna khusus (biasanya warna panthone). Meskipun ada juga proses cetak yang warna dasarnya bukan CMYK, tetapi menggunakan enam warna dasar (hexachrome) yang terdiri atas hexachrome yellow, orange, magenta, cyan, green, dan black. Tetapi umumnya yang digunakan adalah warna CMYK.

Jika kita buka printer warna kita, kita akan menemukan cartridge pada printer tersebut akan terdiri dari sekat-sekat warna yang berisi warna-warna cyan, magenta, yellow dan satu tambahan lagi warna black. Ini berarti setiap kali kita mencetak foto warna kita pada selembar kertas, kita telah melakukan proses cetak separasi. Hanya saja, kita tidak perlu melakukan pemisahan warna terlebih dahulu, karena komputer telah melakukan pemisahan warna secara otomatis dan mengirimkannya kepada printer, sehingga printer bisa “tahu” warna cyan misalnya harus dicetak di posisi sebelah mana saja. Begitu pula pada proses cetak dengan menggunakan mesin cetak ataupun sablon, gambar dicetak dengan “menempatkan” warna-warna tertentu pada titik-titik bidang tertentu, yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk gambar yang diinginkan (misalnya foto kita). Tentu saja kita (melalui bantuan komputer) yang memisahkan penempatan warna-warna tersebut (dalam bentuk film, yang kemudian dibuat plat atau screen).

Bagaimana gambar foto kita, misalnya, ingin kita cetak pada kaos melalui cara sablon? kaos sablon / sablon kaos
Sekarang ini ada sistem sablon yang dikenal dengan istilah sablon digital. Gambar (foto) yang ada di komputer dengan menggunakan printer dan tinta khusus dicetak di atas kertas khusus (mirip kertas hvs biasa) dengan sistem mirror (gambar di flip – sisi kiri ada di kanan). Hasil cetakan di atas kertas ini kemudian ditempelkan di atas bahan kaos pada posisi yang diinginkan, lalu dipress dengan mesin hot press (bisa juga disetrika dengan tekanan, tapi mungkin hasilnya kurang memuaskan) dan kertasnya dilepaskan. Maka gambar yang tadinya ada di atas kertas akan berpindah (ditransfer) ke atas kaos sablon kita. Itulah sebabnya cara ini dikenal juga dengan istilah transfer print (direct print digunakan untuk pencetakan langsung di atas bahan).

Keunggulan teknik transfer print adalah proses cetak separasi dapat dilakukan dengan lebih cepat, lebih presisi dalam hal kesamaan warna-warna dengan aslinya, serta lebih praktis dalam pengerjaannya. Kelemahannya adalah sistem ini membutuhkan peralatan dan bahan-bahan khusus yang harganya lebih mahal, serta hasil cetakan yang tipis-tipis saja. Kertas yang digunakan hanya bisa dipakai untuk sekali cetak. Disamping itu, teknik ini hanya bagus diterapkan pada bahan-bahan tertentu dengan warna dasar putih.

Ada juga transfer print yang digabungkan dengan teknik sablon. Gambar yang akan ditransfer ke atas bahan adalah hasil cetakan sablon di atas kertas stiker khusus dengan tinta khusus stiker. Teknik sablonnya sama saja dengan sablon yang lain, hanya saja film yang diafdruk di atas screen di-mirror (di flip horizontal — kiri di kanan), dan urutan pencetakan warnanya dibalik (warna background/warna yang lebih tua dicetak terlebih dahulu) di atas stiker. Setelah semua warna dicetak di atas stiker, kemudian terakhir dicetak lem stiker yang film-nya adalah dibuat mengikuti bentuk gambar secara keseluruhan (biasanya dilebihkan sepersekian mili sekeliling gambar). Baru setelah hasil cetakan di atas stiker tersebut kering, stiker diletakkan diatas bahan kemudian dipress dengan dengan heat rolling press atau hot press, dan stiker dilepaskan perlahan-lahan.

Keunggulan transfer print sablon stiker ini dibanding transfer print dengan printer adalah dapat menghasilkan cetakan yang lebih tebal atau cetakan timbul dan tetap bagus untuk semua warna bahan. Kelemahannya pada proses cetak yang lebih rumit dan, karena menggunakan teknik cetak sablon, untuk cetak separasi jauh lebih sulit untuk mendapatkan warna hasil cetakan yang pas.
Bagaimana dengan sablon konvensional untuk mencetak separasi?

Sablon konvensional (manual) tetap bisa mencetak separasi. Hanya saja ini membutuhkan meja khusus jika ingin mendapatkan hasil yang bagus.

Ini memungkinkan penempatan posisi tiap screen akan sama untuk semua bahan (lebih baik kalau bahan yang masih berbentuk potongan — bukan baju/kaos jadi), sehingga hasil yang didapat sama untuk tiap bahan.

Meski begitu, pengaturan posisi screen awal pada pencetakan sablon direct print untuk separasi sangat menentukan hasil yang didapat.

No comments:

Post a Comment